Pemanfaatan kulit dan bonggol nanas dalam fermentasi
tempe dapat membantu untuk proses fermentasi. Pemanfaatannya berprinsip pada
kemampuan kulit dan bonggol nanas untuk membuat suasana asam yang pas bagi
pertumbuhan jamur tempe. Suasana asam atau pH yang pas bagi pertumbuhan jamur
tempe sendiri berkisar antara 4 sampai 5.
Karena untuk mewujudkan suasana asam itu adalah saat perendaman, maka penggunaan kulit dan bonggol nanas juga pada tahap tersebut. Sebelum penggunaan, kulit dan bonggol nanas terlebih dahulu diiris-iris kecil, ditambah air, kemudian diblender. Perbandingan yang paling ideal dalam penambahan air adalah 1:1 atau 3:1. Dengan perbandingan tersebut, pH air rendaman adalah antara 4 sampai 5 atau keasaman optimum untuk pertumbuhan jamur tempe. Penambahan 150 ml air dengan 50 ml ekstrak kulit (3:1) misalnya, memperoleh pH 4,5. Bila air dan ekstrak kulit sama besar 100 ml (1:1), akan diperoleh pH 4. Sementara, penambahan ekstrak bonggol dengan air dengan jumlah sama, 100 ml, akan diperoleh pH sebesar 5. Dan bila airnya 150 ml dan ekstrak bonggol 50 ml, pH yang diperoleh juga lima.
Karena untuk mewujudkan suasana asam itu adalah saat perendaman, maka penggunaan kulit dan bonggol nanas juga pada tahap tersebut. Sebelum penggunaan, kulit dan bonggol nanas terlebih dahulu diiris-iris kecil, ditambah air, kemudian diblender. Perbandingan yang paling ideal dalam penambahan air adalah 1:1 atau 3:1. Dengan perbandingan tersebut, pH air rendaman adalah antara 4 sampai 5 atau keasaman optimum untuk pertumbuhan jamur tempe. Penambahan 150 ml air dengan 50 ml ekstrak kulit (3:1) misalnya, memperoleh pH 4,5. Bila air dan ekstrak kulit sama besar 100 ml (1:1), akan diperoleh pH 4. Sementara, penambahan ekstrak bonggol dengan air dengan jumlah sama, 100 ml, akan diperoleh pH sebesar 5. Dan bila airnya 150 ml dan ekstrak bonggol 50 ml, pH yang diperoleh juga lima.
Perendaman kedelai dengan penambahan ekstrak kulit
atau bonggol nanas tersebut terbukti lebih mampu meningkatkan keasaman. waktu
fermentasi dapat dipersingkat .Rasa yang dihasilkan oleh tempe yang kedelainya
direndam dengan ekstrak kulit atau bonggol nanas tak menunjukkan perbedaan.
Artinya, kualitas tempe tak banyak terpengaruh oleh penambahan ekstrak kulit
atau bonggol nanas.
Dalam kaitan dengan fisik tempe, ada beberapa perbedaan yang dihasilkan jika ditambahkan ekstrak bonggol atau kulit nanas. Selain lebih mampu mempercepat proses fermentasi, penambahan ekstrak bonggol juga tidak mengakibatkan perubahan pada warna tempe, tetap berwarna putih bersih. Namun bila memakai ekstrak kulit, warna tempe menjadi lebih kusam.
Dalam kaitan dengan fisik tempe, ada beberapa perbedaan yang dihasilkan jika ditambahkan ekstrak bonggol atau kulit nanas. Selain lebih mampu mempercepat proses fermentasi, penambahan ekstrak bonggol juga tidak mengakibatkan perubahan pada warna tempe, tetap berwarna putih bersih. Namun bila memakai ekstrak kulit, warna tempe menjadi lebih kusam.
Pemanfaatan ekstrak bonggol atau kulit nanas pada
proses pembuatan tempe tidak terbatas pada teknik penggunaan limbah, tapi juga
merupakan upaya peningkatan metode yang memberikan nilai ekonomi lebih baik
bagi masyarakat. Dengan waktu pembuatan yang relatif lebih singkat, masyarakat
pedagang tempe akan lebih leluasa membagi waktu untuk menambah intensitas
produksinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar