Translate

Selasa, 01 Januari 2013

Kertas Seni

Print Friendly and PDFPrintPrint Friendly and PDFPDF
Kertas seni merupakan salah satu jenis kertas dengan penampilan estetis yang kaya akan nuansa alami dan unik. Diolah secara khusus dengan buatan tangan (handmade), sehingga secara visual memiliki tampilan atau karakter spesifik baik dari segi tekstur, warna, corak maupun dimensinya. Kertas seni umumnya dimanfaatkan oleh disainer grafis maupun disainer produk kreasi seni.


Kertas seni berbeda dengan kertas pada umumnya seperti kertas HVS atau buram. Kertas seni atau biasa disebut art paper dapat dibuat dari limbah kertas HVS, buram, koran, tissu atau dari bahan lainnya misalnya limbah pertanian yang salah satunya sampah daun. Dalam penggunaan tertentu, kertas seni mempunyai nilai seni yang lebih dibandingkan kertas tipis biasa yang kebanyakan polos teksturnya. Dilihat dari teksturnya, tekstur kertas seni agak kasar dan seratnya terlihat. Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan tidak seluruhnya hancur ketika dijadikan bubur kertas sehingga menghasilkan tekstur yang tidak merata dan ini menjadikan kertas tersebut menjadi lebih menarik untuk dibuat hiasan dengan berbagai bentuk.

  1. Kertas Seni Dari Jerami Padi
Jerami padi adalah bagian batang tanaman setelah dipanen butir-butirr buah bersama/tidak dengan tangkainya dikurangi akar dan bagian batang yang tertinggal setelah disabit batanganya. Jerami padi berpotensi dibuat untuk kertas seni.

Tekstur Adalah salah satu elemen yang penting di dalam seni. Tekstur adalah sesuatu yang bisa kita lihat, rasa (dengan jari) pada sesuatu permukaan. Jika kita rasakan, elemen tekstur ini sebenarnya amat menarik jika kita lihat secara dekat. Terutamanya jika kita melihat dari berbagai sudut.  Keretakan tidak mudah retak dan pecah jika tatakan kertas dengan perlakuan diberi perekat yang bisa meningkatkan daya rekat antara serat-serat jerami padi tersebut. Elastisitas adalah sesuatu yang bisa kita uji dengan melipat atau menekuk kertas tersebut. Jika kertas ditekuk atau dilipat tidak terjadi kerobekan.Berikut gambar dan diagram kertas seni dari jerami padi:
 Gambar. Kertas Seni Dari Jerami Padi

2. Kertas Seni Dari Pelepah Pisang
Pelepah pisang yang digunakan untuk membuat kertas seni adalah pelepah pohon pisang biasa yang banyak kita jumpai. Proses pembuatannya, pelepah pisang dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah sinar matahari hingga kering. Setelah pelepah pisang yang sudah dipotong kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunakan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada pelepah. Pada proses berikutnya pelepah disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur (pulp) dengan cara di blender.  Jika ingin mendapat serat yang sangat halus, maka proses penghancurannya akan lebih lama dibanding jika ingin mendapat serat yang kasar. Lalu proses selanjutnya adalah pencetakan dan penjemuran. Setelah kertas kering, kertas bisa digunakan langsung tetipi bisa ditambah warna. Untuk pewarnaannya, dapat menggunakan bahan dari alam seperti gambir, kunyit, atau daun pandan. Untuk pewarna buatan, dapat menggunakan sepuhan atau perwarna pakaian. Proses pewarnaannya pun ada dua macam, yang pertama dengan proses pencelupan dan yang kedua adalah dengan proses pentotolan menggunkan spons.
 Gambar. Kertas Seni dari Pelepah Pisang
Karakter kertasnya adalah keras, liat, kuat dan berat. Paling cocok digunakan sebagai bahan pelapis (covering) untuk melapis kotak kado, cover buku, cover album, pigura foto, dll. Atau digunakan langsung sebagai produk, seperti kantong kertas (paper bag), kartu ucapan, kartu undangan, amplop surat, dll. Lem, perekat yang dapat digunakan adalah lem putih dengan bahan pengencer air, bisa juga lem kuning seperti lem aibon. Semua dapat digunakan tergantung kebutuhan. Aplikasi cetak yang dapat dilakukan adalah cetak manual seperti cetak sablon (screen printing), poly, emboss. Masih bisa dicetak dengan printer komputer tapi tidak bisa dicetak dengan cetak offset. Karena kertas daur ulang ini adalah buatan tangan, jadi permukaan kertasnya agak bergelombang dan kurang rapat sehingga hasilnya tidak akan maksimla jika dicoba cetak offset. Cetak komputer dengan printer dot matrix masih memungkinkan. Cetak dengan printer deskjet atau laserjet masih dapat dilakukan asalkan pinggiran kertasnya dirapihkan dulu supaya seratnya tidak tersangkut.

3. Kertas Seni Dari Eceng Gondok
Secara fisiologis, tumbuhan eceng gondok ini berkembang sangat cepat. Perkembangan dengan vegetatif sangat cepat yakni dapat melipat ganda dua kali dalam 7-10 hari. Eceng gondok pada pertumbuhan 6 bulan dapat mencapai 125 ton/ha dan dalam 1 ha diperkirakan dapat tumbuh sebanyak 500 kg/hari. Memang hal ini terbukti, walupun tumbuhan ini sering dibersihkan dari danau, keberadaannya terus-menerus masih melimpah. Sebagai contoh, tumbuhan ini yang sangat subur tumbuh di belakang Kantor Dinas Kehutanan dan Pertanian Tobasa. Ketersediaan bahan baku mutlak diperlukan dalam mengembangkan suatu bidang usaha. Dari segi bahan baku, dirasakan masih akan terus melimpah sampai waktu yang masih lama. Jadi belum dirasakan masalah akan pengadaan bahan baku eceng gondok ini. Untuk meningkatkan penampilan produk kertas seni yang dihasilkan perlu dicampur dengan kertas bekas. Sumber bahan limbah ini pun akan terus menerus tersedia semisal dari kantor-kantor, koran bekas, dan sebagainya. Berikut proses pembuatan kertas seni dari eceng gondok:


Gamabar. Kertas seni dari eceng gondok
Pemanfaatan kertas seni umumnya sebagai kertas seni, sehingga penilaian kualitas kertas didasarkan pada keindahan relatif dari kertas. Kualitas kertas sebenarnya yang menilai kualitas dari kekuatan tarik, kekuatan sobek, gramatur, dan lain-lain. Kertas seni dengan campuran eceng gondok memiliki penampilan yang lebih indah karena menampilkan serat-serat yang muncul di permukaan kertas. Berbeda dengan kertas tanpa campuran eceng gondok, kurang memiliki nilai artistik yang tidak jauh beda dengan kertas-kertas biasa.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar