BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
latar belakang
Indonesia
memiliki sedikitnya 4.000 jenis kayu yang tersebar di seluruh hutan negeri ini.
Beberapa di antaranya termasuk jenis kayu komersial, kurang dikenal, dan sangat
kurang dikenal (Metrotvnews.com,
2014) . Dari
4.000 jenis kayu tersebut di atas diperkirakan 400 jenis di antaranya dianggap
penting karena merupakan jenis yang sekarang sudah dimanfaatkan atau karena
secara alami terdapat dalam jumlah besar sehingga mempunyai potensi untuk
memegang peranan penting pada masa yang akan datang. kelompok kayu kurang
dikenal merupakan kayu yang mempunyai potensi yang cukup besar serta cepat
tumbuh. Kayu kurang dikenal jenisnya relatif banyak dan tumbuh tersebar dalam
suatu areal hutan yang luas sehingga perlu pengelompokan dalam penyaluran dan
pemanfaatannya. Untuk itu jenisnya perlu dikenal dengan baik.
Demikian
juga rotan, sebagai salah satu jenis hasil hutan bukan kayu di Indonesia,
memiliki 300–350 jenis rotan, tetapi
baru ± 51 jenis saja yang sudah dimanfaatkan dan diperdagangkan (Jasni
dan Rachman, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan rotan masih terbatas
pada jenis-jenis yang sudah diketahui manfaatnya dan laku di pasaran.
Jenis-jenis rotan ini sudah menipis persediaannya dan kalaupun ada sudah jauh
terdapat ke dalam hutan. Konsekuensinya adalah semakin berkurangnya populasi
jenis tersebut. Di sisi lain, penebangan rotan tidak diimbangi dengan
usaha-usaha pembudidayaannya dan selama ini belum ada usaha-usaha untuk mencari
alternatif jenis pengganti rotan, akibatnya pemenuhan kebutuhan semakin
berkurang.
Bambu memegang
peranan penting. Bambu mempunyai Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu 507sifat yang
baik untuk konstruksi rumah dan jembatan, barang kerajinan, bahan penghara
industri alat musik, tirai, peralatan dapur, sumpit dan lain sebagainya. Kurang
lebih 1000 species bamboo dalam 80 genera, sedangkan di Indonesia ditemukan
sekitar 60 jenis. Dalam penggunaannya di masyarakat, bambu menemui keterbatasan
dalam penggunaan. Faktor yang sangat berpengaruh adalah sifat fisik mekanik,
ketidak seragaman panjang ruas dan ketidak awetan terhadap organisme
perusak. Demikian data sifat dasar yang
sangat terbatas sehingga penggunaan bambu masih sangat terbatas dan tidak
efisien.
Data jenis
kayu dan rotan kurang dikenal serta bambu yang sudah terkumpul masih sangat
minim dan jauh dari memadai, karena itu penelitian sifat dasar dan kemungkinan
kegunaan dan pemanfaatan yang mencakup ciri-ciri jenis tersebut perlu digali. Pemanfaatan
kayu, rotan dan bambu tidak hanya terbatas pada jenis tertentu, tetapi akan
lebih meluas meliputi jenis yang kurang atau belum dikenal. Upaya ini dapat
memberikan informasi mengenai pemanfaatan berbagai jenis kayu, rotan dan bambu
yang selama ini tidak atau kurang digunakan sebagai penghara industri. Dengan
demikian variasi jenis kayu, rotan dan bambu komersial menjadi lebih beraneka
ragam untuk membantu penetapan pemungutan dan penggunaan jenis-jenis tersebut
pada masa yang akan datang.
1.2
Tujuan
Menyediakan
informasi mengenai potensi dari kayu, bambu dan serat berdasarkan sifat dasar
kayu dan bukan kayu sebagai dasar diversifikasi penggunaan bahan baku untuk
berbagai tujuan pemakaian. Dengan tersedianya informasi ilmiah mengenai jenis
kayu dan rotan yang diteliti tersebut, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dalam pemanfaatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar